Senin, 14 Desember 2009
Cinta dalam 10 cita rasa makanan/minuman
Jumat, 11 Desember 2009
surat kepada sunyi
ajak aku dalam diammu,
bahkan ketika engkau menawariku hening,
tawari aku tanpa kata dan aksara. aku ingin menjadi bisu,
gagu,
ketika demonstrasi,
ketika media massa,
ketika gosip,
ketika curiga,
ketika saling tuding,
ketika semua kata menjadi senjata.
semua karna lidah, sepotong daging yang mengganjal
dusta.
wahai sunyi izinkan aku tawar kata, hingga ada seorang tak berbunyi, damai.(09 Desember 2009, Hari Antikorupsi)
Senin, 16 November 2009
ceritera
cerita tanpa kata dan aksara,
tanpa koma dan spasi,
karna kitalah pelakonnya.
Ceritera ini singgah di uap kulit kita,
saat kita menjejak berpelukan di lumbung-lumbung janji
dan saat itu mungkin bagi kita hanyalah sebuah
pelepasan hasrat dan nafsu, tetapi sesudahnya
aku kembali merindumu, merindu sentuhan di kulitku.
aarrrrrrrrrrrrrggghhhhhhhhhhhh,
dan Aku merindunya,
sangat......
Senin, 02 November 2009
Tuhan dalam 10 permainan anak
Volume 3 : God liked puzzle games play & toys, perlu kebijaksanaan hari demi hari sampai seumur hidupmu menyusun kepingan yang berserakan menjadi suatu gambaran tentang Dia, Tuhanmu.
Volume 4 : God liked kites games play & toys. Sewaktu kecil kamu memainkan layanganmu dengan mencari arah angin, menarik ulur benang-benangnya sampai ke batas langit. Ketika semakin jauh kamu serasa bahagia dan bangga, tetapi tatkala jauh hingga tak terlihat mata kamu risau, menariknya cepat kembali padamu. Adakalanya tatkala bahagia kamu menjauhkan Tuhan, sampai ketika kamu dirudung kesukaran dan Tuhan jauh kamu menarik secepatnya Tuhan supaya Dia dapat kembali padamu.
Volume 5 : God liked marbles games play & toys. Sewaktu kecil engkau bertaktik dan menyusun strategi memenangkan permainan yang walau dengan cara apapun juga bertujuan mengumpulkan sebanyak mungkin bola-bola kristal, kelereng. Tuhan juga adalah butir-butir kelereng rahmat kebaikan yang digenggam setiap orang disekelilingmu dan kamu harus memenangkannya dari setiap orang.
Volume 6 : God liked soap buble play games & toys. Ketika kecil kamu meniup gelembung sabunmu sekencang-kencangnya supaya membesar dan terbang setinggi mungkin. Seberapa keras pun kamu meniupnya gelembungnya meledak hanya sepelemparan kolor darimu. Tuhan seperti gelembung sabun. Khayalan kanak-kanakmu dapat saja setinggi dan sebesar mungkin tentang Tuhan, tetapi Tuhan hanya ledakan cinta yang harus kamu bagi mula-mula pada orang yang hanya sepelemparan kolor jauhnya darimu, lalu kamu uapkan cinta Tuhan pada yang jauh melalui amal, tindakan dan doa.
Volume 7 : God liked ladder snake games play & toys. Ketika kecil kamu melemparkan dadu dan menjalankan bidakmu pada papan kotak berisikan sejumlah tangga/ular yang menghubungkannya dengan kotak lainnya. Kamu menang ketika mencapai kotak terakhir. Tuhan seperti permainan ular tangga dengan cabang-cabang tetapi satu tujuan. Semuanya hanyalah proses pengalaman bukan penjelasan, perjalanan dan bukan tujuan. Dibutuhkan kebijakan ketika engkau naik/turun dalam mengenali-Nya. so just enjoy that.
Volume 8 : God liked 'bentengan' (bomber) games play & toys. Ketika kecil kamu mengatur dua jarak cukup jauh dengan lawanmu. Kamu berlari-lari, mengejar dan tepuk pundak lawanmu menjadikan diri kita bidak-bidak dan tatkala memenangi benteng lawan kita berteriak sekencangnya "BOM". Tuhan adalah bidak-bidak rahmat yang kita kumpul dari tepukan kasih di pundak tiap-tiap orang. Kita memenangkannya bukan dengan kesombongan dan kebanggan hampa, akan tetapi ledakan keikhlasan hingga segalanya selalu bermula dari nol, empty.
Volume 9 : God liked lego games play & toys. Ketika kecil kamu menyusun bongkah-bongkah plastik kecil menjadi model apa saja, bangunan, mobil, rumah-rumahan,dll. Diatasnya kamu tempatkan orang-orangan ibarat kamu bidak orang-orangan nya. Tuhan mungkin lego yang tersusun dari bongkah-bongkah kasih dan cinta yang kamu susun menurut gambaranmu. Seberapa kali kamu menyusun dan membongkarnya kembali itu hanya proses mengenal-Nya, kembali dan lagi.
Volume 10 : God liked Tamagotchi games plays & toys. Benda yang kau genggam kala itu hanyalah sebesar telur, berisikan binatang-binatang kesayangan yang kamu beri makan, membersihkan kamarnya, mengajaknya bermain,dll. Bagaimana binatang-binatang di Tamagotchi mengubah diri sangat ditentukan oleh caramu merawatnya. Tuhan hanyalah Tamagotchi yang kamu genggam yaitu iman. Dibutuhkan perhatian, kebijakan dan cinta agar imanmu yang sebesar biji sesawi dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan buah rahmat.
(copied from my facebook info;2009)
Selasa, 06 Oktober 2009
kemarin aku pulang dalam senja
dalam keheningan sayup batin dan
keriuhan ramai jalan yang bergerak melintasiku.
Kemarin aku, pulang dalam senja
ditemani bau panas tanah yang tergusur
oleh rintik hujan yang memeluk bumi.
Kemarin aku pulang, dalam senja yang
menggantung doa-doa asa
di tanah padang.... (Padang Earthquake, 30 September 2009)
Kamis, 20 Agustus 2009
peniup karang
Duka itu memang sudah lama diendap dan digulir cerita seisi kampung. Kisah-kisah kehilangan yang barangkali sejenak usang ditutupi waktu tetapi setiap kali melihat Oriel dengan keong karang ditangannya orang-orang akan selalu teringat.
Barangkali memang cintalah yang dapat membawa duka sebegitu dalamnya pada lelaki separuh baya itu, sehingga walaupun bertahun sudah zaman meninggalkannya Oriel tetap menjejak di paruh waktu yang melulu sama.
Ning Mas Windu, nama itu lah yang senantiasa disangkutkan orang dengan Oriel. Tak lain dan tak bukan karena Ning Windu adalah istri Oriel yang sudah almarhum. Kematiannya sendiri tak ada yang tahu jelas selain terkaan mulut ke mulut bahwasanya wanita itu terkubur di kedalaman palung laut, seperti yang dituturkan Oriel sendiri.
Tragisnya kedalaman itu pulalah yang menguburkan hati Oriel jauh sehingga selalu terasa aura dingin di sekelilingnya. Satu-satunya wanita yang cukup dekat dengan kehidupan Oriel adalah Wening.
Wening sendiri adalah sahabat Oriel sewaktu kecil yang dalam jeda tahun berlampau lalu tak pernah tampak dalam kehidupan pernikahan Oriel. Wening hijrah mengikuti orangtuanya di daerah transmigran yang sangat bertolak belakang dengan tempat tinggal Wening kecil yang beraroma laut.
Jauh di daerah transmigran Wening menyesuaikan diri bercocok tanam membantu ayahnya. Di kaki Gunung Sitanggang itulah kadangkala Wening teringat akan Oriel dan laut. Dua anak kecil yang senantiasa berlari-lari di keemasan air yang ditimpa mentari.
Kematian orang tuanya membuat Wening kembali menelusuri jejak masa lalunya. Dan disinilah Wening disisi Oriel. Hampir delapan tahun sudah Wening singgah di kehidupan Oriel. Tahun berganti penduduk Desa Nelayan mengunjingkan, berprasangka dan mengamati bagaimana akhir kisah pria penuh luka itu dengan Wening, si gadis gunung.
Pernikahan.
Satu hal yang paling ditunggu untuk Oriel. Seluruh orang menyangka bahwasanya Oriel lah yang tidak menginginkan hal itu. Tetapi sesungguhnya setiap kali Oriel termenung sambil meniup karang,kali itulah bayang-bayang Ning Mas Windu dan Wening terasa lekat menyatu.
Yah Oriel mengingini Wening, seperti halnya dahulu Dia mengingini istrinya. Sebetulnya itulah fakta yang Wening dan Oriel sama-sama tahu. Wening pun mengingini dirinya, batinnya yakin.
Tahun berganti dan setiap tahun pula Oriel mencoba melamar Wening, tetapi...
Yah, alasan Wening tak diketahuinya. Hampir seperti buih ombak yang membuncah di samudera luas dihadapannya beribu alasan yang dikemukakannya dalam gelembung kata "Mengapa?", tidak jua bisa menjawab tanya itu. Sambil meniup karangnya setiap kali itu pulalah Dia mencari jawab.
"Mengapa?" itu tanyanya dahulu
"Karena Engkau bukanlah Oriel yang kuingini." jabar Wening sambil tersenyum pahit.
"Lalu Aku yang seperti apa yang kau ingini?" sahutku sambil menggebrak meja.
Dia mendekatiku tanpa jawab, mengambil karangku dari genggam tangan lalu menaruhnya dipasir dibawah kakiku. Dilesatkannya jemarinya menggitari buku-buku jemariku, kemudian Dia berjalan menjauh bersendirian.
Bayangan itulah tentang Wening yang tak terjabar. Hampir seperti kehilangan arah Aku mempertanyakan "tentang-ku",homonicious yang diingini Wening.
Hari ini tepat delapan tahun aku meniup terompet karang sambil memandangi lautan luas. Delapan tahun sejak Ning Mas Windu melarut dalam terumbu-terumbu karang pantai. Aku tak pernah lupa bagaimana badai malam itu menenggelamkan Ning Mas Windu yang menemaniku melaut.
Perahu cadik tempatku berpegang yang turut dihempas gelombang raksasa kemarahan lautlah yang telah menolongku. Masih teramat jelas bagaimana Ning Mas Windu menatapku dengan terengah-engah dengan nafas memburu satu-satu. Kadang kala Aku memimpikan turut larut dibuai gelombang mahadahsyat.
Khayalan itu dahulu sebagian yang kuingini,sebagiannya lagi bergaris dan bertakdir tentang Wening. Sambil melihat garis tipis yang merenda laut dan langit aku mengkhayalkan kedua khayalan itu sambil meniup karang. Garis tipis diantara laut dan langit semakin menyatu hingga serasa tak pernah jelas mengapa berangkulan, seperti juga tak jelas kenapa hanya dua khayalan itu yang kuingini.
Mataku kemudian kualihkan ke garis pantai dengan ombak yang menampar-nampar pasir disekelilingnya. Hari sudah malam ketika air semakin keras berderu menggolak pasir ketika kesadaran itu tiba seperti tamparan dahsyat dewa-dewa ataukah Ning Mas Windu padaku.
Yah, sekarang Aku tahu jawabnya. Sekonyong-konyong Aku berlari menghampiri rumah yang dihuni Wening. Kusibak pintunya yang tidak dikunci dan terlihat sosok Wening menutupi telinganya di kegelapan malam. Dia mengangkat mukanya dan mengarahkan bola matanya memandangiku.
Muncul dari kegelapan, tiba-tiba Aku memeluknya dan tanganku merangkul bahunya yang hergoyang hebat. Wening menangis, air matanya bercucuran laiknya ombak yang membuncah diluar sana.
"Akulah Oriel,mari kita pergi" jawabku tanpa Wening bertanya, sambil kutelusurkan jemariku menelusup jemarinya.
Selagi gelap merangkul kami, dihati kami timbul terang cahaya kesadaran, kekuatan baru yang mengalir ke hati.
"Sekarang kaulah seluruh kehidupanku." sahut Oriel sambil menyeret Wening bersegera pergi.
Yah itulah jawabnya. Oriel tanpa keong kerang masa lalu yang membungkus menemboki kisah masa depan kami lah yang sesungguhnya diingini Wening. Oriel yang dapat utuh menggenggam tangan Wening.
Hampir pagi ketika dua sosok manusia berjalan menembus subuh.
Di pagi dimana lautan beriak dengan tenang kisah Oriel hanya ditemukan dalam keong karang yang terletak disisi pantai dan turut hilangnya Wening. Tak seorang pun tahu jawabnya.
Kamis, 30 Juli 2009
if you were me
pertama kali engkau akan merasa bahwa diriku
adalah sub kuantum kompelksitas harus merasa ada
atau tiada.
if you were me?
seharusnya engkau selalu bertanya apakah
hidup ini benar-benar salah ataukah
benar-benar benar.
if you were me?
Agatha Christie, Sidney Sheldon, dll menjadi
wajib dalam hidup. Sebuah petualangan diluar diriku.
DESTINATION UNKNOWN
if you were me?
seharusnya engkau kadang merasa hampa,
kadang merasa senang terselamatkan oleh
rasa bahagia yang diberikan orang-orang disekelilingmu.
if you were me?
seharusnya cinta adalah hal yang tersulit untuk dicari,
dan ketika engkau menemukannya engkau merasa dunia
berputar disekelilingnya.
if you were me?
kadangkala engkau berpikir matrealistis, apakah ada
kebahagiaan dalam bergenggam-genggam hatta.
UANG=PRIORITAS sometimes...
if you were me?
seharusnya sekali-kali tercharge oleh tenaga,
ataukah lelah tak terkira,entah...
if you were me?
renang dan air seharusnya menjadi olahraga favoritmu,
karna elemenmu tikus kayu yang sangat mencintai air,alam.
if you were me?
seharusnya engkau menjejali isi kepalamu dengan
pelbagai pengetahuan hidup hanya untuk nasehat,tapi
entah tak tahu bagaimana menggunakannya.
if you were me?
absurd memang dan kali ini setelah segalanya
engkau merasa aneh.
tapi sungguh terkadang aku ingin terjebak dalam
dunia dimana aku tergantikan...
if you were me, please?
Minggu, 21 Juni 2009
10 Jemariku Untukmu
Jari kelingking kala berteman denganmu.
Jari manis saat kita semakin dekat dan melingkarkan
cincin pertunangan.
Jari tengah merangkum pertengkaran kita dan
saat-saat dimana aku berteriak "Fuck U !!!"
Jari telunjuk saat aku menyesali segala kemarahan dan ketidakbijakanku,
kulukis udara dengan jari ini sambil melamunkanmu.
Ibu jari untuk menyatakan penyesalanku,
sambil berkata "It's OK"
Jemari kelingking tangan kananku kuikatkan padamu kala kita berdamai lagi.
Jari manis kananku saat kita mengucap janji pernikahan dengan
sepasang cincin polos.
Jari tengah dan telunjuk mengacung bersamaan saat Aku bersumpah
senantiasa mencintai dan mengasihi kamu.
Dan Jempol untuk kesempurnaan yang senantiasa kudapatkan daripadamu.
10 Jemariku merangkum semua tentangmu,
tentang Kita.
Jumat, 05 Juni 2009
Minggu, 10 Mei 2009
maka Tuhan yang dicari tercuri
Paradoks pencarian Tuhan berujung seperti pencarian Ratu Semutku kala itu. Segala Maha yang dicari akhirnya muncul dalam wujud yang tak terelakkan sama, sebanding dan tidak lebih Maha dari yang lainnya. Tuhan yang dicari pada akhirnya tidak juga diperolehnya,tercuri dan tanpa disadari terenggut. God made him an atheist.
Tercuri.
Barangkali itulah yang terjadi tatkala pencarian demi pencarian tidak menjawab setiap pertanyaan. Laiknya semut yang menggali jauh dalam ke tanah sambil mengibaskan setiap butir pasir yang mengitarinya, pencarian berujung seperti memisahkan setiap butir pasir kesalahan untuk menemukan batu ke(pem)benaran. Memisahkan pasir? Sulit? Barangkali. Pada ujungnya jawaban yang dikehedaki tidak ditemukan juga. Masalah iman hanya menyisakan seonggok pertanyaan bilamana disandingkan dengan sains. Penutup dalam buku Steve Berry menyatakan bahwasanya Paus Leo X (1513-21) yang juga seorang medici menyatakan pernyataan yang pendek, sederhana namun aneh mengingat Dia Kepala Gereja Katolik Roma saat itu : "Selama ini mitos kristus sudah sangat berguna bagi kita"Mitos ataukah fakta kebenaran tentang iman hanya perlu diyakini dan dipercayai dengan mutlak untuk sejenak kebaikan manusia di dunia.
Kej. 30:33
Dan kejujuranku akan terbukti di kemudian hari, apabila engkau datang memeriksa upahku: Segala yang tidak berbintik-bintik atau berbelang-belang di antara kambing-kambing dan yang tidak hitam di antara domba-domba, anggaplah itu tercuri olehku."
Senin, 16 Maret 2009
berkunjunglah barang sejenak
Rabu, 21 Januari 2009
Kamis, 15 Januari 2009
tak lagi lelah oleh lelapmu
Dan kali ini ketika segalanya berlalu dan aku tidur dengan kaos bertuliskan "be single, be free" Aku merindukan rengkuhan itu. Saat-saat ketika subuh datang dan Aku menatapmu dengan mata terkantuk terantuk RASA tapi tanganku yang lelah meraih lenyap untuk memelukmu.
Aku merindu semalam lagi dikamarmu dengan rengkuhan yang akhirnya bisa kueratkan mengelilingimu dan dunia mimpimu.
Semalam lagi tak kehilanganmu agar dapat kupastikan suatu harinya nanti kamu dapat tidur dengan bibir tersungging penuh senyuman.
You alone can make my song take flight -
David Cook-The Music of The Night